Terungkap Tragedi 4 WNI ABK Kapal China, Saat Kritis Kapten Berikan Obat Diduga Kadaluwarsa

Pelarungan jenazah ABK Indonesia oleh kapal nelayan China. (Foto: BBC)
Pelarungan jenazah ABK Indonesia oleh kapal nelayan China. (Foto: BBC)

JAKARTA, SURYAYOGYA.COM – Selain menolak permintaan para ABK WNI untuk memperlakukan secara wajar, kejadian meninggalnya empat ABK asal Indonesia itu juga tidak besamaan.

Dengan kata lain, kapten kapal maupun pihak operator seakan membiarkan kejadian serupa berulang kali terjadi hingga akhirnya korban berguguran.

Empat Anak Buah Kapal Warga Negara Indonesia dari 15 ABK WNI yang bekerja di Kapal Long Xing 629 dipastikan tidak secara sekaligus meninggal dunia di waktu yang sama.

Baca: Keluarga ABK yang Dilarung ke Laut dari Kapal China Beberkan Surat dari Perusahaan

Baca: Hasil Penelusuran KBRI Seoul Terkait Tewasnya 4 ABK WNI di Kapal China

Baca: RAMALAN ZODIAK CINTA LUSA, Selasa 13 Mei 2020, Scorpio Berpikir Jernih

Tim Kuasa hukum 15 ABK WNI itu, DNT Lawyers, Minggu (10/5)menguraikan kronologi sebenarnya yang terjadi pada para WNI yang bekerja di Kapal yang beroperasi selama lebih dari 13 bulan di Perairan Samoa (tepatnya di wilayah RFMO Western & Central Pacific Fisheries Commission) tersebut.

Dua orang ABK bernama Sepri dan Alfatah mengalami sakit pada Desember 2019.

Mereka sakit selama 45 hari sebelum meninggal. “Pada masa kritis itu, Alfatih dipindahkan ke Kapal Long Xing 802, dan Sepri ke Long Xing 629. Mereka meninggal di kedua kapal tersebut,” demikian laporan tim DNT Lawyers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Tim DNT Lawyers mengatakan, ABK WNI meninggal dunia karena penyakit misterius yang memiliki ciri-ciri sama, yakni badan membengkak, sakit pada bagian dada, dan sesak nafas.