SURYAYOGYA.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghentikan penggunaan hydroxychloroquine karena bukannya menyembuhkan, justru meningkatkan risiko kematian pasien Covid-19.
WHO sudah memerintahkan penghentian sementara pengujian obat anti-malaria itu kepada sukarelawan demi keselematan pasien. Uji coba terhadap 3.500 pasien Covid-19 sedang berlangsung di 17 negara.
Pengobatan pasien menggunakan obat anti-malaria kontroversial, hydroxychloroquine, didorong oleh Presiden AS Donlad Trump dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Pasien yang terdaftar dalam percobaan secara acak telah diobati dengan hydroxychloroquine dan tiga obat eksperimental lainnya untuk Covid-19 dalam berbagai kombinasi.
- BACA: 6 Obat Tradisional China Terbukti Efektif Sembuhkan Covid-19: Lianhua Qingwen Capsule (Kedua)
- BACA: 6 Obat Tradisional China Terbukti Efektif Sembuhkan Covid-19: Jinhua Qinggan Granule (Pertama)
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Senin mengatakan, Kelompok Eksekutif badan tersebut menerapkan jeda sementara uji coba hydroxychloroquine, karena Dewan Pemantau Keamanan WHO masih meninjau data dari hasil uji coba.
“Tinjauan ini akan mempertimbangkan data yang dikumpulkan sejauh ini dalam Uji Solidaritas dan khususnya data acak yang kuat dan tersediasecara memadai untuk mengevaluasi potensi manfaat dan bahaya dari obat ini (hydroxychloroquine),” kata Tedros.
“Kekhawatiran ini terkait dengan penggunaan hydroxychloroquine dan chloroquine dalam [pengobatan] Covid-19. Saya ingin menegaskan kembali bahwa obat-obatan ini diterima karena secara umum aman untuk digunakan pada pasien dengan penyakit autoimun atau malaria.”