BEIJING, SURYAYOGYA.COM – Serangan wabah virus corona (SARS-CoV-2) telah menghambat pembangunan jaringan 5G di China.
Menteri Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok (MIIT), Miao Wei, menyebutkan bahwa China saat ini menambah sekitar 10.000 base transceiver station (BTS) baru seminggu, setelah perlambatan selama puncak Covid-19.
“Karena efek buruk yang disebabkan oleh wabah Covid-19, konstruksi melambat pada bulan Februari dan Maret,” kata Miao saat konferensi pers menteri pada hari Senin di sela-sela Kongres Rakyat Nasional, acara politik tahunan paling penting China.
- BACA: Pendapatan TikTok Bulan April Capai 78 Dollar AS, Lewati Youtube
- BACA: Samsung Galaxy S30 Bisa Jadi Smartphone Pertama yang Taklukkan iPhone
Namun, kata Miao Wei, saat ini konstruksi telah “kembali ke jalur”.
China menggeber pembangunan jaringan seluler 5G pada tahun 2020 sebagai bagian dari paket stimulus infrastruktur digital yang lebih besar untuk membantu mentransformasikan ekonominya melalui next generation technologies, seperti kecerdasan buatan, Big Data, dan internet.
5G dipandang sebagai jaringan penghubung untuk layanan semacam itu, menawarkan kecepatan pengunduhan yang lebih cepat dan latensi yang lebih rendah, memungkinkan layanan seperti mengemudi secara otonom dan meningkatkan layanan kesehatan dan pendidikan online.
Rencanakan 10 Juta BTS