Diam-diam Akar Pohon Berbeda pun Saling Berbagi Kebutuhan di Dalam Tanah

Ilustrasi kerjasama antara akar pohon di dalam tanah.
Ilustrasi kerjasama antara akar pohon di dalam tanah. Ilustrasi kerjasama antara akar pohon di dalam tanah.

YERUSALEM, SURYAYOGYA.COM –   Diam-diam di dalam tanah akar pohon yang berbeda saling bekerjasama dan berbagi kebutuhan.

Dikutip dari Xinhua, Senin (6/7/2020), peneliti dari Institut Sains Weizmann (WIS) Israel telah menemukan kolaborasi antara pohon-pohon di dalam tanah.

Dalam studi mereka, para peneliti WIS menemukan jaringan jamur yang rumit di bawah tanah yang menghubungkan akar berbagai spesies pohon.

Jaringan ini memungkinkan pohon untuk bertukar mineral, nutrisi, air, dan karbon, sambil menyalurkan karbon ke jamur sebagai imbalannya.

Hubungan simbiosis antara pohon dan jamur telah dikenal selama bertahun-tahun, tetapi ini adalah pertama kalinya spesies pohon yang berbeda diamati bekerja sama satu sama lain menggunakan jaringan jamur dalam mekanisme alami.

Dengan memasang perangkat jauh di bawah tanah dan menggunakan teknik sequencing generasi berikutnya, para peneliti menganalisis lebih dari 1.000 ujung akar dari 12 individu pohon cemara, pinus, larch dan beech.

Dengan cara ini, mereka dapat menghitung jumlah karbon yang ditransfer di antara pohon-pohon, dan mengidentifikasi spesies jamur yang bertanggung jawab.

Ditemukan juga bahwa proses pembagian didominasi oleh jamur, karena mereka berkepentingan untuk memastikan bahwa semua pohon dalam jaringan sehat dan kuat.

Temuan menunjukkan bahwa pencampuran spesies pohon di hutan dapat membangun ketahanan dan stabilitas ekologis yang lebih besar.

Juga, menurut para peneliti, tindakan jamur akan sangat menguntungkan jika hutan mengalami tekanan seperti perubahan iklim, kekeringan, kebakaran atau penyakit, membuat hutan menjadi lebih tangguh.

Dengan demikian, para ilmuwan berencana untuk menginduksi kondisi kekeringan di daerah kecil untuk menyelidiki peran jamur dalam sistem hutan ketika dihadapkan dengan gangguan ekologis. (*)

Editor: Eddy Mesakh | Sumber: Xinhua