Sewindu UU Keistimewaan, Yogyakarta Sudah Istimewa Sejak Kasultanan Mataram Didirikan

Pelukis Rifzikka Triputra Atmadinhngrat berdiri di samping lukisannya. (Foto: Suryayogya.com/Sawabi Chen)
Pelukis Rifzikka Triputra Atmadinhngrat berdiri di samping lukisannya. (Foto: Suryayogya.com/Sawabi Chen)

YOGYAKARTA, SURYAYOGYA.COM – Meski UU Keistimewaan Yogyakarta baru berusia 8 tahun (satu windu), namun tidak demikian dalam pandangan pelukis Rifzikka Triputra Atmadiningrat.

Rifzikka menggambarkan keistimewan dalam lukisan berjudul Ha Ba. Menggunakan media Acrylic di canvas berukuran 1X1 meter itu, Rizikka bercerita tentang Yogyakarta dari mula-mula.

“Yogyakarta sudah istimewa sejak dipilihnya wilayah hutan Mentaok sebagai pilihan lokasi pemerintahan Mataram oleh Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati,”katanya dalam perbincangan dengan Suryayogya.com, Selasa (1/9/2020) pagi.

“Wilayah Yogyakarta yang sekarang menjadi istimewa karena berada di atas dapur magma gunung api purba Nglanggeran atau yang disebut oleh pihak keraton sebagai Merapi Sepuh,” imbuh Rifzikkha. 

Lukisan karya Rifzikka Triputra Atmadinhngrat. (Foto: Suryayogya.com/Sawabi Chen)
Lukisan karya Rifzikka Triputra Atmadinhngrat. (Foto: Suryayogya.com/Sawabi Chen)



Menurut Rifzikkha dataran kaldera itulah Yogyakarta sekarang. Yogyakarta yang menggunakan huruf Jawa sebagai abjad teks penulisan pengetahuan dan babad.

Mencantumkan aksara Jawa sebagai judul lukisan karena menurut dia, huruf Jawa yang memiliki falsafah keselarasan antara Tuhan, alam dan manusia. Adapun gelar Sultan Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana beresensi pada dua huruf Jawa ha dan ba,” katanya.

“Ha bermakna: Hana hurip wening suci (adanya hidup karena kehendak Yang Maha Suci)
Ba bermakna: Bayu sejati kang andalani (menyelaraskan diri pada gerak alam). Itulah tugas manusia (dalam hal ini Sultan yang sedang berkuasa) harus mampu memaknai kehendak Tuhan dan gerak alam.

Lukisan Rizikkha diikutkan dalam pameran yang akan berlangsung hingga 30 September 2020. Pameran berlangsung di Grahatama Pustaka Jln Jati Yogyakarta. Bagi Anda yang sedang berkunjung ke Yogya, silakan menikmatinya. (*)

Penulis: Sawabi Chen