MENGGUGAT SEROJA : Apalah Arti Sebuah Nama?

Adapun siklon tropis memiliki nama-nama yang berbeda sesuai dengan lokasi kemunculannya. Apabila muncul di wilayah Samudera Pasifik Barat, siklon tropis tersebut akan disebut badai tropis atau topan.

Adapun jika tumbuh di sekitar Samudera Hindia, akan disebut sebagai siklon atau cyclone. Sementara jika tumbuh di daerah Samudera Atlantik, akan disebut dengan nama hurikan atau hurricane. Dan, penamaan siklon tropis ini dilakukan oleh badan metereologi dari negara-negara di dunia, berbeda satu dengan yang lain tergantung pada wilayah terbentuknya siklon tropis tersebut.

Di Indonesia, BMKG memberi nama beberapa siklon tropis dengan mengambil nama dari jenis tumbuhan tertentu, seperti Siklon Tropis Cempaka (2014), Bakung (2014), Dahlia (2017), Flamboyan (2018), Kenanga (2018), Lili (2019), dan Mangga (2020).

.Baca : UPDATE Bencana Alam NTT, 148 Orang Meninggal Dunia, 37 Dalam Pencarian

BMKG memiliki kewenangan menamai siklon tropis di Indonesia sejak tahun 2008 oleh Tropical Cyclone Warning Center yang berdiri di Jakarta sejak pada tahun ini. Pada waktu itu, muncul sebuah siklon tropis yang begitu mendadak dan diberi nama Durga, salah satu tokoh pewayangan yang dikenal di Jawa. Selanjutnya, pada kemunculan badai siklon tropis lainnya, BMKG lalu menamainya dengan nama tumbuh-tumbuhan.

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca di Badan Metereologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG), Ramlan, menjelaskan hakikat nama Siklon Tropis Seroja bahwa ada makna khusus dalam memilih nama tumbuhan (seroja) tersebut.

Menurut dia, bunga (seroja) itu indah; dengan tumbuhnya siklon tropis itu, diharapkan bukan kenestapaan tapi keindahan yang kita dapat (cnnindonesia.com, 05 April 2021).
Hal ini tentu berbeda dengan penamaan siklon tropis di negara lain.