Gunung Bawah Laut Tonga Meletus Timbulkan Tsunami, Ada 6 Gunung Sejenis di Indonesia

Abu naik ke udara setelah letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Pasifik Selatan. Mengenal gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai yang meletus pada Sabtu (15/1/2022). foto: Tangkapan Layar CNN
Abu naik ke udara setelah letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Pasifik Selatan. Mengenal gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai yang meletus pada Sabtu (15/1/2022). foto: Tangkapan Layar CNN

SURYAYOGYA.COM – Dunia heboh saat Gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai meletus pada Sabtu (15/1/2022). Letusan tersebut memicu terjadinya tsunami di Hawaii, Jepang dan pulau terbesar Tonga, Tongatapu.

Di Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada enam gunung berapi bawah laut, 2 di antaranya berada di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan dua gunung di bawah laut di Indonesia pernah meletus seperti di Tonga.

Adapun daftar gunung api itu merupakan Sangir dan Banua Wuhu yang terletak di Perairan Sangir. Kemudian gunung Emperor of China dan Nieuwekerk di perairan Maluku. Terakhir gunung Yersey dan Hobal di Perairan NTT.

Profesor Emeritus Richard Arculus dari Australian National University mengatakan, secara teknis, gunung berapi yang meletus di Hunga Tonga-Hunga Ha’apai diklasifikasikan sebagai gunung berapi bawah laut.

Dikutip dari ABC, gunung berapi tersebut berada di antara dua daratan, yakni Hunga Tonga dan Hunga Ha’apai. Sementara, lubang atau kawah gunung berapi berada di atas air.

Profesor Arculus mengatakan gunung tersebut cukup aktif dalam 15 tahun terakhir. Pada letusan tahun 2015, abunya memaksa beberapa maskapai penerbangan untuk membatalkan penerbangan masuk dan keluar dari Tonga.

Pada saat itu, ahli meteorologi Otoritas Penerbangan Sipil Selandia Baru Peter Lechner mengatakan kepada Radio Selandia Baru bahwa gunung berapi itu mengirimkan abu vulkanik lebih dari 9.000 meter ke udara.

Dia juga mengatakan gunung berapi itu pernah meletus pada 2009, 1988, 1937, dan 1912. Ketika gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai meletus pada tahun 2015, para ilmuwan tidak memperkirakan massa daratan yang terbentuk akan bertahan lama.

Profesor Arculus menambahkan, aktivitas gunung berapi dapat berlanjut selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan tetapi sulit untuk memprediksi apakah atau kapan ledakan kuat lainnya akan terjadi lagi. “Ini mungkin belum berakhir,” katanya.

Sementara itu, Grace Legge, Ahli Meteorologi Senior untuk Biro Meteorologi Australia memperingatkan situasinya berbahaya dan berubah.

Menurutnya, letusan gunung bawah laut jauh lebih sulit diprediksi daripada pola cuaca atmosfer atau gempa bumi.

BACA:Ini Motif Hadfana Firdaus Tendang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semeru

BACA:Pria Penendang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semuru Ditangkap di Yogyakarta