KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum lama ini merilis laporan Status Literasi Digital Indonesia 2021 (SLDI 2021). Ini merupakan hasil survei kerjasama Kominfo dan Katadata Insight Center (KIC) dengan responden 10 ribu orang di 514 kabupaten/kota yang dilaksanakan di bulan Oktober 2021
.
Menarik bahwa indeks literasi digital berada pada skor 3,49 atau pada tahap sedang dan mendekati baik (dalam skala skor 0-5, dengan skor 4-5 adalah baik). Skor ini juga sedikit lebih baik daripada tahun 2020.
Tepatnya ada kenaikan tipis skor sebesar 0,03. Perbaikan terjadi pada pilar budaya digital (digital culture) dan kecakapan digital (digital skills), sedangkan untuk pilar etika digital (digital ethics) dan keamanan digital (digital safety) justru mengalami penurunan. Artinya, membaiknya literasi digital ini masih belum disertai dengan kesadaran yang memadai baik dalam hal perlindungan data dan perangkat digital maupun dalam etika berinteraksi secara digital.
Beberapa catatan kiranya penting untuk ditambahkan untuk menimbang perkembangan literasi digital yang tampak membaik tersebut secara lebih realistis.
Dipaksa oleh pandemi
Dalam hal akses internet, dilaporkan bahwa di tahun 2021, sebanyak 99,7% responden dapat mengakses jaringan internet. Tepatnya adalah mendapatkan sinyal telepon seluler di sekitar tempat tinggalnya. Persentase ini meningkat 3,2% dari tahun sebelumnya yang masih sebesar 96,5%. Namun, secara bersamaan ditemukan pula bahwa 88,9% responden masih mengalami problem jaringan internet yang tidak stabil sehingga koneksi sering terputus.
Kenaikan indikator akses ke jaringan internet ini tentu saja tidak lepas dari munculnya pandemi COVID-19 yang sampai hari ini belum juga berakhir. Lebih tepatnya, pandemi memaksa masyarakat untuk memiliki perangkat digital untuk kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, seperti belajar dan bekerja di rumah serta berbelanja.
Dapat dikatakan bahwa ini adalah sisi “baik” dari pandemi karena memaksa transformasi di banyak aspek kehidupan secara cepat. Tidak bisa dibantah lagi bahwa internet kini telah menjadi salah satu hal yang esensial tidak hanya bagi penduduk yang berada di wilayah perkotaan tetapi juga sampai wilayah perdesaan. Begitu pula, internet menjadi penting bagi semua aktivitas bisnis dan jasa di semua skala. Sebagai gambaran, hal ini tampak dari meningkatnya nilai transaksi e-commerce di Indonesia yang di tahun 2021 diperkirakan telah mencapai Rp 354,3, atau naik 33,11% dibandingkan tahun sebelumnya.
Oleh sebab itu, dalam batas tertentu, pandemi saat ini sering pula dilihat sebagai bukti berlakunya creative destruction ala Schumpeter. Namun adalah kenyataan pula bahwa creative destruction tersebut tidaklah lantas dinikmati secara merata. Persoalan ketimpangan boleh jadi masih pada level serius.
Masih timpang
BACA:Kejadian Parkir Bus Rp 350 Ribu, Pemkot Yogyakarta Tegaskan Tidak Akan Menggugat yang Posting
BACA:Terobosan Spektakuler Sheraton Mustika Yogyakarta di Awal Tahun 2022