YOGYAKARTA, SURYAYOGYA.COM – Jalan Malioboro telah menjadi salah satu destinasi wisata ikonik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu hal yang membuat Jalan Malioboro ikonik adalah pemandangannya yang dipenuhi oleh Pedagang Kaki Lima atau PKL Malioboro.
PKL di Malioboro kini telah berpindah tempat dari Jalan Malioboro ke dua titik relokasi yaitu, bekas bangunan Bioskop Indra yang disebut Teras Malioboro 1, dan di sebelah Hotel Garuda sebagai Teras Malioboro 2.
Jalan Malioboro merupakan jalan yang telah didirikan sejak zaman kerajaan, kolonial, dan bertahan hingga saat ini.
Dilansir dari arsipperpustakaan.jogjakota.go.id, Malioboro dibangun bertepatan dengan pembangunan Keraton Yogyakarta. Kala itu, Jalan Malioboro dibangun sebagai manifestasi dari sumbu imajiner yang menghubungkan tiga titik sakral di Jogja, yakni Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Pantai Selatan.
Baca juga:
- Maraknya Skuter Listrik atau Otoped di Kawasan Lereng Gunung Merapi
- Wacana Larangan Bus Wisata Naik ke Mangunan, Pasca Kecelakaan yang Menewaskan 13 Orang di Bukit Bego Imogiri
- BEJAT. Kakek 80 Tahun di Sleman Perkosa Anak Tetangganya yang Berusia 7 Tahun
Selain sebagai manifestasi sumbu imajiner, Jalan Malioboro pada waktu itu juga berfungsi sebagai jalan kerajaan atau rajamarga.
Dikutip dari Jurnal Lembaran Sejarah, Jalan Malioboro kerap kali difungsikan untuk menggelar seremoni, perayaan, dan pertemuan dengan tamu-tamu kerajaan. Kondisi ini bertahan hingga Pemerintah Kolonial Belanda datang pada 1790-an.