Rusia Hujani Kota Chernihiv dengan Bom. 150 Ribu Warga Terkurung

Tank Rusia dihancurkan oleh pasukan Ukraina di Luhansk.(GETTY IMAGES via BBC INDONESIA)
Tank Rusia dihancurkan oleh pasukan Ukraina di Luhansk.(GETTY IMAGES via BBC INDONESIA)

CHERNIHIV, SURYAYOGYA.COM – Kota Chernihiv di Ukraina utara digambarkan seperti neraka setelah tanpa henti usia menghujani kota ini secara membabi buta. Rusia bahkan mengebom jembatan terakhir sehingga sekitar 150.000 orang terjebak di dalam kota yang hancur lebur.

Wali Kota telah merekam beberapa kehancuran dan ada rumah dan bangunan yang dibom terbakar di mana-mana. “Kami tidak bisa mengatasi semua kematian kami. Ini pembantaian,” kata Wali Kota.

Pejabat Kota Chernihiv yang lain memberi tahu Sky News melalui telepon, bahwa Rusia berusaha menciptakan bencana kemanusiaan sebesar mungkin. “Mereka tidak dapat mengalahkan kami secara militer sehingga mereka mencoba memaksa kami untuk menyerah dengan cara ini,” ungkap pejabat tersebut.

Sky News melaporkan orang-orang yang telah berhasil keluar hidup-hidup dari Kota Chernihiv menyebut kota itu sebagai neraka. Mereka takut Kota Chernihiv akan cepat berubah menjadi seperti Kota Mariupol yang hancur setelah dikepung pasukan Rusia.

Sky News menyaksikan Chernihiv terputus dari semua bantuan kemanusiaan dan dari dunia luar. Kota ini telah dibombardir selama berminggu-minggu dan sekarang pasukan Rusia mendekat dan mengelilinginya.

Disebut, ada begitu banyak serangan udara dan tembakan artileri yang menimpa Kota Chernihiv, sehingga banyak orang yang melarikan diri mengatakan bahwa mereka tidak bisa keluar dari tempat perlindungan bawah tanah sama sekali, baik siang maupun malam selama dua minggu terakhir. Listrik kota juga telah padam.

Bukan hanya itu, ketersediaan makanan dan air pun semakin menipis di kota tersebut. Koresponden Sky News bersaksi telah melihat penembakan Rusia yang membabi buta dan menakutkan terhadap warga sipil, petugas medis, dan petugas penyelamat di titik penyeberangan terakhir di atas Sungai Desna, tempat mereka berkumpul untuk melarikan diri ke tempat yang aman.

Tentara sukarelawan dan petugas penyelamat dengan panik mencoba memandu orang-orang melewati jembatan penyeberangan terakhir yang menghubungkan Chernihiv ke rute utama menuju Ibu Kota Kyiv.

BACA:Media dalam Pusaran Politik Internasional

BACA:OPINI: Menggoreng Minyak Goreng