Isu-isu Keagamaan, Konflik dan Perang, Ancaman Kedaulatan NKRI

Dr Andry Wibowo Sik MH Msi
Dr Andry Wibowo Sik MH Msi

“Jadi bukan masalah Pak Jokowi atau yang sekarang. Bagi mereka ingin melengserkan siapapun pemerintahannya kan. Karena intinya mereka ingin mendirikan Daulah Islam. Masih mendalami ya apa yang mereka maksud itu kan ya,” ujar Aswin, Densus 88

“ULMWP Gelar Ibadah Peringati 59 Tahun Hari Aneksasi Papua” ( Tribun Papua, 03,Mei, 2022)

“Simpul Jaringan Masyarakat Nasionalis Gelar Aksi Damai Tolak Ideologi Khilafah ( Cristian Januar, 30 April 2022)”

Tidak dapat dipungkiri bahwa agama telah menjadi bagian penting dari peradaban manusia.Hal ini dibuktikan dengan jejak jejak keagamaan yang tersebar hampir di seluruh dunia.

Agama ada di dalam kehidupan manusia kuno sampai2 dengan manusia modern memiliki fungsi pokok sebagai instrumen untuk mengendalikan manusia hidup dengan cara cara yang beradab sekaligus sebagai cara manusia memahami keberadaan zat agung yang tidak terlihat oleh khasat mata serta adanya entitas kehidupan lainnya di luar kehidupan yang ada di dunia.

Karena fungsi pokoknya sebagai instrumen pengendalian kehidupan manusia menjadikan agama memiliki peran esensial pada perjalanan peradaban yang diharapkan peradaban dapat berjalan dan berkembang dengan damai dan aman.

Namun sepertinya kondisi damai dan aman yang diharapkan lahir dari tuntunan keadaban perilaku manusia yang beragama tidak pernah terwujud sepenuhnya.

Konflik konflik manusia yang dikarenakan oleh isu isu keagamaan pada realitasnya menjadi persoalan peradaban yang tidak pernah kunjung usai bahkan ada kecenderungan konflik dan perang yang berkaitan dengan penggunaan sentimen keagamaan semakin meluas dan mengancam kedamaian dan keamanan manusia.

Konflik dan perang yang memanfaatkan isu isu keagamaan menunjukkan bahwa manusia tidak sepenuhnya dapat mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan sesuatu yang mengganggu rasa aman dan rasa damai pribadi maupun sosial yang menjadi hak dan kebutuhan dasar kehidupan bersama.

Konflik dan perang atas nama agama juga menunjukkan banyak orang dan kelompok lebih mengedepankan ego dan kepentingan diri dan kelompoknya dibandingkan kepentingan bersama yang lebih luas.

Pada realitas lainnya konflik dan perang dengan menggunakan isu keagamaan menjadi komoditas politik yang di kodifikasi dengan isu isu kemanusiaan lainnya bahkan tidak sedikit ruang ruang keagamaan dan isu-isunya digunakan untuk memobilisasi manusia melakukan konflik dan perang.

Dalam konteks ini para tokoh agama tidak sedikit yang memainkan peran penting bahkan tidak sedikit tokoh tokoh agama ini menjadi pemantik api konflik dan perang yang membakar semangat konflik dan perang para pengikutnya.

Kondisi kondisi konflik dan perang dengan menggunakan isu isu keagamaan tersebut menunjukan bahwa agama rentan untuk digunakan sebagai media konflik dan perang yang kontradiktif dengan misi mendasar kehadiran agama dalam membangun peradaban manusia

Konflik dan Perang dengan isu keagamaan juga menunjukkan menguatnya ego dan kepentingan individual dan kelompok yang mendegradasi kepentingan kepentingan bersama yang bersifat publik.

Pada negara yang masyarakatnya menempatkan agama sebagai instrumen mendasar pembangunan kepribadian , kerentanan konflik dan perang dengan menggunakan isu isu keagamaan akan semakin tinggi karena realitasnya agama agama yang ada memberikan kontribusi pada menguatnya ego individu dan kelompok.

Indonesia sebagai negara yang majemuk dalam beragama memerlukan perhatian khusus dari sisi regulasi dan penegakannya untuk meminimalisir konflik dan perang dengan menggunakan isu keagamaan tumbuh dan berkembang yang resikonya tidak saja pengaruh buruk bagi keamanan dan kedamaian tetapi juga eksistensi kedaulatan NKRI secara Ideologis , Politik dan Teritorial.

Pancasila sebagai grand norma kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat dirasa belum cukup untuk mencegah terjadinya konflik dan perang dengan menggunakan isu keagamaan.

NKRI membutuhkan regulasi yang lebih kuat yang dapat menjamin bahwa agama tidak disalahgunakan oleh individu atau kelompok untuk menciptakan konflik dan perang, karena realitasnya masyarakat Indonesia sangat agamis tetapi juga tidak sedikit yang mudah dipengaruhi untuk berkonflik antar anak bangsa bahkan konflik dan perang melawan sendi sendi dasar ideologis, politik dan teritorial kedaulatan bernegara. (*)

 

Oleh: Dr. Andry Wibowo, Sik., MH., Msi.

Yogyakarta, Mei 2022