OLEH: Yenny Patnasari (Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika, UAJY) – Berkebun dengan menanam tanaman hias merupakan pilihan yang banyak digemari di saat pemerintah mengharuskan masyarakat untuk tinggal di rumah selama masa pandemi COVID-19.
Masyarakat mengembangkan berkebun dengan menanam tanaman hias, atau yang dikenal dengan tanaman florikultura, yang meliputi bunga potong (cut flower), tanaman pot berbunga (flowering potted plants), tanaman hias daun dalam pot , tanaman lanskap (landscape plants), daun potong (cut leaf), bunga potong untuk pengisi rangkaian bunga (filler), tanaman bedengan (bedding plants), terrarium dan dishplant.
Oleh sebab itu, ketika banyak yang merasa pesimis menggeluti usaha di masa pandemi, bisnis tanaman hias justru mengalami tren yang terus meningkat. Inilah salah satu warisan pandemi COVID-19.
Data yang ada menunjukkan, tahun 2021, pertumbuhan ekspor tanaman florikultura mencatatkan pertumbuhan yang positif selama masa pandemi, yakni mencapai hingga 96,79% yoy. Diikuti dengan pertumbuhan volume sebesar 62,31% (yoy) menjadi 5,30 ribu ton. Berdasarkan data Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), menyebutkan ekspor akan tanaman florikultura Indonesia mencapai angka fantastis, yakni sebesar USD17 juta atau sekitar Rp 247 Miliar. Ekspor tanaman florikultura ini didomisasi oleh bunga dan kuncup bunga potong segar.
Hortikultura yang potensial
Tanaman florikultura jelas merupakan salah satu bagian dari subsektor hortikultura yang memiliki potensi ekonomi yang sangat besar untuk dikembangkan. Banyak macam tanaman florikultura dapat tumbuh dengan baik di Indonesia. Setidaknya terdapat 220 jenis tanaman florikultura yang dapat dikembangkan untuk dapat dijadikan komoditi ekspor. Macam tanaman florikultura yang populer adalah anggrek, krisan, melati, dracaena, mawar, lily dan lainnya.
Merujuk artikel Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia yang ditulis Cecep Kusmana dan Agus Hikmat (2017), Indonesia setidaknya memiliki 25% dari spesies tumbuhan berbunga yang ada di dunia.
Ini berarti Indonesia merupakan urutan negara terbesar ketujuh dengan jumlah spesies mencapai 20.000 spesies, di mana 40 persen di antaranya merupakan tumbuhan endemik atau asli Indonesia. Famili tumbuhan yang memiliki anggota spesies paling banyak adalah anggrek-anggrekan (Orchidaceae) yang sangat diminati.
Anggrek merupakan komoditas tanaman florikultura yang mempunyai kontribusi besar terhadap produksi hortikultura, disusul krisan baru diikuti tanaman hias jenis lainnya. Sebagaimana ada dalam data BPS 2021, produksi anggrek potong tahun 2021 mencapai 11,35 juta tangkai.
BACA:Post Truth vs Crowdocracy
BACA:Kerusakan Lingkungan, Perlu Jembatan antara Perusahaan dan Pemerhati Lingkungan