Peran Akuntan Mewujudkan SDGs yang Bukan Sekadar Jargon

Anggreni Dian Kurniawati, dosen Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Anggreni Dian Kurniawati, dosen Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta

OLEH ANGGRENI DIAN KURNIAWATI – Sustainable Development Goals (SDGs) yang terdiri dari 17 target keberlanjutan lingkungan PBB yang cukup ambisius karena diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030. Niat baik dari target-target ambisius ini adalah terciptanya bumi yang lebih baik untuk ditinggali oleh umat manusia.

Target-target ini kemudian mulai secara berkala diadopsi oleh bisnis atau secara spesifik perusahaan dalam strategi bisnisnya. Tidak tanggung-tanggung pemerintah pun juga memberikan insentif kepada perusahaan yang mengadopsi SDGs ini ke dalam rencana strategis perusahaannya, terutama perusahaan sektor swasta.

Menurut laporan dari survei yang dilakukan oleh PwC kepada 470 perusahaan di 17 negara, sebanyak 65% perusahaan dunia telah memberikan perhatian yang lebih kepada SDGs dan melaporkannya ke laporan perusahaan.

Hal ini menunjukkan bahwa tren SDGs ini sudah berkembang luas. Hanya saja, berdasarkan hasil survei ini juga dikatakan bahwa dari 65% perusahaan dunia tersebut hanya 37% perusahaan saja yang benar-benar serius menetapkan prioritas strategi perusahaan pada SDGs.

Hasil survei ini tentu saja cukup menggelitik, apakah memang SDGs ini memang benar-benar strategi prioritas perusahaan atau hanya sekedar jargon?

Ada beberapa kerangka kerja yang sudah diadopsi dalam regulasi pelaporan keuangan yang telah memasukkan target SDGs dalam strategi perusahaan. Bahkan, standar akuntansi yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) juga telah disesuaikan dengan target SDGs ini dengan harapan perusahaan dapat dengan lebih mudah membuat strategi perusahaan yang sesuai dengan SDGs.

Apabila dikaitkan dengan 17 target tersebut, faktanya 8 dari 17 target yang ingin dicapai dalam SDGs juga didukung langsung oleh pekerjaan yang dilakukan oleh para akuntan yang menyusun laporan keuangan perusahaan. Beberapa target kunci SDGs yaitu terkait kesetaraan gender, kualitas pendidikan, pertumbuhan ekonomi, pergerakan iklim dan perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat sudah sangat familiar dikerjakan oleh akuntan setiap hari dengan peran profesional akuntan yang beragam.

Lebih lanjut tentang peran akuntan, dalam mewujudkan kesetaraan gender, organisasi profesi akuntansi dunia memberikan kesempatan yang sama kepada wanita untuk berprofesi sebagai akuntan dengan berbagai macam program dan pelatihan yang ditawarkan. Hal ini tentu saja dapat mengecilkan kesenjangan gender.

Terkait dengan kualitas pendididikan, organisasi profesi akuntan juga berperan dalam memberikan pendidikan kepemimpinan, keterampilan bisnis, kewirausahaan, dan pendidikan profesional. Organisasi akuntansi di seluruh dunia sangat mendukung dan bahkan mendanai beberapa program pendidikan contohnya terkait dengan pelatihan dan pengembangan keterampilan literasi keuangan, wirausaha, dan profesi.

BACA:Hawkish Versus Dovish di Tengah Isu Resesi Ekonomi Global

BACA:OPINI: Menggoreng Minyak Goreng